It so kampret, pagi itu hujan deras dan jas hujan gue udah
seminggu di dalam jok motor dalam keadaan basah pas hujan minggu lalu. Dengan
berbekal kepercayaan bahwa gue lelaki sejati yang tidak takut hujan badai di
pagi hari dan doa ibu yang selalu menyertai, gue terjang aja nih hujan. Another kampret, baru
sampe lampu merah, eh monyet, banjir woy. Seakan putus asa tidak bisa bertemu
teman-teman disekolah gue, kenangan-kenangan bersama mereka di hari sebelumnya
terkenang di otak gue, hingga suatu ingatan tentang petuah emak yang datang
menyinari otak gue. Disuatu malam yang gelap, waktu itu pukul 12.00 malam
(halah), gue curhat ke emak tentang motor yang mogok pas kena banjir. Bagaikan
seorang pro dalam hal mogok me mogok, dengan satu tepukan di pundak gue, emak
berkata… “Bodoh sekali kau! Kalau pakai gigi empat ya manabisa !? Pake gigi
satu lah ! biar gak terbang sambil diinjak remnya !!”.
Gue mengangguk mantap, ini saatnya gue mempraktekkan petuah
emak gue, dengan sotoy gue nurunin motor ke gigi satu, dengan semangat gue
injak remnya sambil nge gas, gue di klaksonin mobil dibelakang, pelajaran hari ini: injak
remnya jangan pake semangat, malah te-rem full, jadi percuma nge-gas karena gak
jalan.